Berkampung di Kampoeng Anggrek



Musimseni.com - Minggu lalu; secara kebetulan, saya ditakdirkan untuk mengunjungi sebuah taman baru di lereng gunung kelud. Saya sadar, ini akan menjadi awal yang indah untuk memulai hal baru di kota yang baru, hampir genap sebulan aku tinggal di kota ini; Kota Kediri. Mengenal kultur dan budaya lokal menjadi daya tarik baru guys. Jelaslah, hal baru akan selalu menarik. Kalo kamu berjiwa petualang, pasti donk punya naluri untuk selalu berkunjung ke tempat baru. Pertanyaannya, haruskah seseorang mempunyai jiwa petualang? Dan untuk apa gitu loh jiwa petualang itu harus ada? baiklah, dua pertanyaan ini cukup untuk memberikan gambaran tentang suatu penampakan alam yang saya coba terjemahkan lewat kata-kata hehehe. Indah... iya , silahkan buktikan sendiri suatu tempat di pojok Kediri, so-called; KAMPOENG ANGGREK. Masih tentang berpetualang nih, Jaime Lyn Beatty bilang gini "Jobs fill your pocket, adventures fill your souls", btw, tu orang siapa sih ya? Entah orang mana yang jelas quotnya ada benernya. Well guys, menurutku sih ini bisa jadi awal yang indah, kenapa? Cos, kalo awal aku udah disuguhin ama ni Kota dengan keindahan, saya bakal tertarik untuk menjelajah lebih.

Kamu bisa berpetualang ke sini, Kampoeng Anggrek, di ujung kota Kediri tepatnya di desa.... ummmm, wait (googling dulu) hahaha, gini nih kalo jalan-jalan enggak di catet, lewat sehari aja bakal lupa. Dusun Sumberpetung Desa Sempu  Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Ini adalah lembar pertama saya memulai sebuah petualangan hidup di kota yang gak panas dan juga gak terlalu dingin. Well, Perjalanan aku keluar kota, mulai disuguhkan perkebunan yang membentang, ketika sudah memasuki wilayah kecamatan Ngancar, dan tanaman didominasi dengan nanas beraneka jenis. Legih jauh kalian memandang akan berakhir pada sebuah lengkungan-lengkungan tak beraturan Kelud. Dulu sih, saya punya rencana untuk ke gunung ini, yah sebaik apapun rencanamu, takdir pasti punya  timing yang lebih tepat untuk menjawab rencana indahmu. Lanjut....



Nyampe di lokasi, udara suejuk guys. Kampung Anggrek ini emang berdekatan ama gunung Kelud, hanya 10 km aja dari puncak gunungnya. Kenapa kok Kampoeng Anggrek, kok ga Kampung Anggrek aja? Hahaha. Kalo yang itu tanya sama yang punya perusahaan Saraswati Sidoarjo, empunya, dan ini bukan punya pemerintah, punya perseorangan. Pengelolahan pribadi ini menjadi menarik, ketika banyak yang terbantu secara ekonomi, karena dusun Sumberpetung semakin ramai pengunjung. Ummm gini, begitu nyampe, kemana lagi coba kalo ga ke warung, ngobrol sejenak makan nasi pecel Punel juga sejenak bhihihi, gimana ga sejenak, la wong itu nasi tumbukan pake santan dan berbentuk kotak, 3 butir beralaskan krupuk, trus sayuran paling atas, sehingga nampak kayak miniatur Kelud gitu, anggap aja bumbu pecelnya itu lava wkwkwkwk. Eh, Cuma 5500 guys, mantaab men. Per buka, ato tiap buka warung, penjual di area pertanian cuman ditarif 5 ribu aja, cos lahan punya perusahaan. wah keren guys, ekonomi semakin dikuasai rakyat nih. Preeeet. 


“You have to taste a culture to understand it” – Deborah Carter. Setelah incip pecel, saya lanjut ngintip dalemannya dong. Di dalam, ada perkebunan nanas yang beraneka ragam jenis, yang paling populer sih nanas madu, gede gan, harga dari 25-30 ribu gitu per buah. Konon ga usah di cuci kalo mau makan, langsung santap aja, tapi kupas dulu lah hmmm. Pertanian ini luas guys, 450 hektaran gitu deh. “Seluas itu di tanemin nanas semua kah kak?” “pertanyan bagus”, lahan perorangan ini ditanemin pohon karet, cengkeh, tebu dan anggrek jelasnya. “Kak, kok ga kampung  cengkeh aja sih ya?” “mungkin kurang menjual kali ya adek cantik” “oooo”. Dari luas lahan, 15 hektar lahan untuk untuk tanaman nanas di tempat terpisah dan untuk konsumsi umum; untuk wisata petik nanas, kereeeeen.



Muter-muter keliling taman, wah anggrek-anggrek yang di display boleh tuh kalo ada yang pengen meliara tanaman manja ini, yaaaa maklum lah, bunga cantik itu musti dirawat dengan baik pula. Secara geologi tanaman ini berasal di puncak-puncak gunung, tapi bibitnya import dari bogor kok. Variatif jenis jenis dan warnanya, di pojokan ada green housenya buat pembibitan, dan secara terpisah ada lab khusus untuk observasi. Gimana guys, keren ga sih. 




Udah ah, gitu aja reviewnya... tunggu videonya guys, biasa musti bagi waktu, antara jadi kuli ama bikin videonya, saya kelarin deh secepatnya! Jangan lupa subscribe share youtube and follow instagram ya, di Musim Seni.Well catch ya later guys... bye. - elf

A Brief

Gambar pada HTML
www.musimseni.com merupakan situs yang menampilkan artikel keragaman manusia, etnis dan budaya yang terangkum di satu wadah, yaitu seni.